Dari Tangan ke Tangan
July 15th, 2011
Kemarin, waktu mama berangkat ke Biak untuk menghadiri serah terima jabatan pangkosek IV, ada seorang senior yang cerita :
“Kita boleh percaya sama garis tangan, tapi ada yang lebih hebat dari garis tangan yaitu ‘buah tangan’. Buah tangan ada yang baik, ada yang buruk. Buah tangan yang baik adalah bekerja dengan benar terhadap pimpinannya. Tapi, ada yang lebih hebat dari buah tangan, yaitu tanda tangan. Tanda tangan SKep(Surat Keputusan) pindah. Dari tanda tangan masih ada yang lebih hebat, yaitu jabat tangan. Serah terima sebelum jabat tangan belum benar-benar pindah. Nah, dari jabat tangan itu masih ada yang lebih hebat lagi yaitu tangan Tuhan.”
Wah, jauh ya jaraknya garis tangan dengan tangan Tuhan. Hmm, topik yang tersirat sebenarnya adalah bagaimana seseorang menjalani karir atau pekerjaan yang menjadi bagian dari hidup kita. Setiap orang memiliki tujuan karir yang berbeda dengan niat yang berbeda. Ada orang yang mempercayai garis tangan dengan sungguh-sungguh, sehingga yang dia lakukan hanya menunggu dan percaya kalau garis tangannya baik, dia akan bernasib baik dan jika garis tangannya buruk, dia akan bernasib buruk. Tapi ada sebagian yang lain tahu kalau biji tidak akan jadi buah sebelum ditanan, mereka berusaha….
Usaha mereka beragam tergantung dari kemampuan masing-masing. Tergantung dari ilmu, wawasan dan akhlak masing-masing. ada yang menjalaninya dengan baik, tidak sedikit yang menjalaninya dengan buruk, bahkan ada yang di tengah-tengah, ga mau dibilang baik atau dibilang buruk. Lalu, hasil yang didapat adalah dari apa yang ditanam. Harusnya begitu ya…
Banyak orang yang berpikir kalau mereka sudah sangat bekerja keras dengan benar dan baik. Tapi yang mereka dapatkan tidak seperti yang mereka harapkan, bahkan sangat mengecewakan. Saya pun sering sering merasakan hal yang sama. Udah capek-capek mempersiapkan, mengerjakan, bahkan mengorbankan hal yang tidak sedikit….eh gagal, jelek, buruk, hancur, hasilnya tidak seperti yang direncanakan. Sedih, cemburu sama yang berhasil apalagi kalo yang berhasil itu yang kayaknya usahanya kok ga sebesar kita ya.
Loh, saya kok tenggelam dalam kenegatifan ya? Hmmm, memilih hidup dengan cerdas dan menjalaninya dengan bijak. Kita sudah memilih jalan hidup yang menurut kita sudah baik, sering realitanya tak seindah khayalannya. Cara bijak menjalani hidup adalah bersyukur saudara-saudara. Salah satu cara bersyukur adalah dengan menghitung kekayaan yang dipunya. Kekayaan saya adalah hal-hal yang tidak bisa dihitung dengan uang dan itu buaaaaanyak banget. Semoga kita termasuk orang-orang yang bersyukur. Amiin.