Candamu membuat rindu
February 26th, 2010
Abu Hurairah ra pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah SAW menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)
Seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)
Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Perempuan itu menangis mengingat nasibnya, Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi’ah ayat 35-37 “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan)
Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)
Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang ifthor. Hidangan pembuka puasa dengan kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya. Ali ra mengumpulkan kulit kurma-nya dan diletakkan di tempat kulit kurma Rasulullah saw. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah saw sepertinya sangat lapar dengan adanya kulit kurma yang lebih banyak. Rasulullah saw yang sudah mengetahui keisengan Ali ra segera “membalas” Ali ra dengan mengatakan kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa? (antara Rasulullah saw dan Ali ra). Sedangkan tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tak bersisa. (HR. Bukhori, dhoif)
Aisyah RA berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ”Silakan kalian berjalan duluan!”Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan:”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu.”-suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “Silakan kalian berjalan duluan.” Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, ” Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.” (HR Ahmad dan Abi Dawud)
Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada ‘Asiyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau menjawab, ” Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak demi Tuhan Muhammad” Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, “Tidak demi Tuhan Ibrahim!”. Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja” (HR Bukhari dan Muslim)
Allahumma shalli `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad”. (Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan keluarga nabi Muhammad)
Rindu Rasul – Vidi ft Bimbo
ii hi dattane
February 23rd, 2010
Ii Hi Dattane – Depapepe
aku suka perasaan saat mendengarkan ini
seperti mengenang masa lalu
nostalgia senja hari
masih ingat jalan ini?
sudah lama sekali ya
waktu terus berlalu, masih dengan senyum terbaikmu
sedikit, tapi tetap akan kubagi denganmu
tak apa…kau sudah melakukan yang terbaik
terima kasih
itu tidak perlu
Nostalgia
February 21st, 2010
Lagu lama yang dikompilasi 🙂
Jangan Biarkan – Titi DJ ft Diana Nasution
biarkanlah
hujan turun
membasahi bumi
atau bulan yang tiada berseri
woo..
namun jangan
kau biarkan
ku seorang diri
tanpa engkau
hidupku seoi
jangan biarkan….
daku seorang diri…
diriku…
hanyalah untukmu sayang
jangan tinggalkan..
daku sepi sendiri
cintaku..
hanyalah untukmu sayang…
cinta suci dihatiku
tlah bersemi lagi
wajah suram berganti
berseri
jangan biarkan….
daku seorang diri…
diriku…
hanyalah untukmu sayang
jangan tinggalkan..
daku sepi sendiri
cintaku..
hanyalah untukmu sayang…
Lagu lama yang udah dikompilasi. tapi masih cari mp3nya. Ini versi lamanya. Dian Pieshesha…favoritnya mama nih 😀
Tak Ingin Sendiri – Dian Pieshesha
Aku masih… seperti yang dulu
Menunggunmu sampai akhir hidupku
Kesetiaanku tak luntur
Hati pun rela berkorban
Demi keutuhan kau dan aku
Biarkanlah aku memiliki
Semua cinta yang ada di hatimu
Apa pun kan ku berikan
Cinta dan kerinduan
Untukmu… dambaan hatiku…
Malam ini… tak ingin aku sendiri
Ku cari damai bersama bayanganmu…
Hangat pelukan yang masih kurasa
Kau kasih… kau sayang
Remember A Time
February 10th, 2010
Hari ini udah berkali-kali denger Ost-nya Popolocrois. Serial kartun jaman SD kelas 3 ato 4 ya? Jadi teringat Padang.
Teringat masih kecil, pergi ngaji jam setengah 4 sore. Sebelumnya, setelah pulang sekolah sekitar jam 12.00, makan siang terus disuruh tidur siang. Nah, tidur siang ini nih yang paling sulit. Semua anak nyokap waktu masih kecil susah banget disuruh tidur siang. Udah masuk kamar, bukannya tidur malah maen ga jelas. Kalo nyokap masuk kamar, kita pura-pura udah tidur sambil meluk guling. Hahaha, nyokap pernah sampe buang tas sekolah keluar jendela gara-gara saya ga tidur-tidur juga. Seraaaam, hahahaha..
Bangun sekitar jam 14.30, langsung mandi, persiapan buat berangkat ngaji. Nah, jam 15.00 itu yang ditunggu-tunggu. Soalnya ada PESTA ANAK!. Acara buat anak-anak yang dibawain ama Kak Ria Enes dan Susan. Susan, penyanyi anak yang ga bakal jadi besar. Tetep aja sekecil-kecil itu.
Di Pesta Anak, seinget saya ada banyak film kartun. Kartun-kartun faforit saya, popolocrois, Big Guy and Rusty, Samurai X, banyak deh. 30 menit yang selalu ditunggu.
Jam 15.30 langsung berangkat ngaji. Sampe tempat ngaji, langsung ngisi absen. Saya ngaji bukan di TPA. Saya ga punya tuh yang namanya sertifikat lulus dari TPA. Yang ngajar ngaji adalah salah satu penghuni di kompleks TNI, Om dan Tante Anwar. Dengan iuran kecil-kecilan dari anak-anak komplek. Om Anwar bisa bikin musholla kecil di samping rumahnya, tempat anak-anak belajar ngaji. Dan sistemnya ga kalah kok dari sistem TPA, hoho. Om Anwar juga ngajarin kita-kita supaya bisa manage musholla sendiri, oleh karena itu dibikin semacam kepengurusan kecil yang terdiri dari anak-anak. Nah, saya kebagian jadi bendahara. Saya yang nulis berapa aja yang uang yang masuk dan keluar. Wuih, kelas 4 SD tuh udah ngurusin uang, dan berlanjut sampe besar kalo jadi pengurus dapetnya bendahara.
Pulang ngaji, selalu setelah maghrib. Jalanan komplek gelap. Belakang rumah itu hutan. Selalu dan selalu, untuk menghilangkan rasa takut saya selalu mendendangkan lagu
“inna sholati wanusuki, wamah yaya wamamati, lillahi robbil alamin, lahaulawala quwwata illa billah”
Entah ini shalawat ato bukan, karena saya ga pernah denger orang menyanyikan “ini”. Tapi “ini” yang paling saya suka dan karena termasuk paling pendek mungkin ya yang diajarin ama Tante Anwar. Dan setelah saya tau artinya “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah karena Allah, tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” Ini juga salah satu penggalan bacaan iftitah dalam sholat. Setiap hari minimal 5 kali ini diucapkan. Seperti membuat pernyataan, sumpah, ikrar. Haduh, merinding memikirkannya. Ya Rabb…
Pulang ke rumah seperti setiap harinya. Mengerjakan tugas sekolah, sebentar nonton, sebentar belajar. Siapin buat besok sekolah. Teringat nyokap pernah bilang”Masih kecil itu masih rajin. Sekarang udah gede-gede, banyak betul alesannya!”
Popolocrois Opening
Popolocrois Ending
Susan Punya Cita-cita
“Sesuatu Terjadi Padaku”
February 7th, 2010
Cukup dengarkan saja 
Kuch Kuch Hota Hai
Tum paas aaye, yun muskuraaye – 2
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Ab to mera dil jaage na sota hai
Now my heart is neither awake nor asleep
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai – 2
What can I do, oh, something is happening
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Ab to mera dil jaage na sota hai
Now my heart is neither awake nor asleep
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai – 2
What can I do, oh, something is happening
Na jaane kaisa ehsaas hai
I don’t know what experience this is
Bujhti nahin hai kya pyaas hai
It doesn’t get quenched, what thirst this is
Kya nasha is pyaar ka
What intoxication of love
Mujhpe sanam chhaane laga
Has spread upon me, sweetheart
Koi na jaane kyoon chain khota hai
No one knows why our peace gets lost
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya rang laayi meri dua
What color my prayer has brought
Yeh ishq jaane kaise hua
I don’t know how this love happened
Bechainiyon mein chain
In this restlessness
Na jaane kyoon aane laga
I don’t know why peace has started to come
Tanhaai mein dil yaadein sanjota hai
In loneliness my heart sorts through memories
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Ab to mera dil jaage na sota hai
Now my heart is neither awake nor asleep
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Hahahahaha, lagu SD nih. Kelas 6 SD. Pas Film India merajai TV di komplek dan di rumah saya. Waktu itu saya masih tinggal di Kabuh, Ploso, Jombang, Jawa Timur. Ada seorang temen cewek, mbak Dian, yang ngefans berat ama Shahrukh Khan sampe hafal lirik semua lagu yang jadi soundtrack film yang ada si Shahkrukh Khan. Dan ga cuma hafal aja, dia berhasil nyanyi sambil nariin lagu-lagu itu. Nah, saya sebagai anak yang masih kecil ngikutin aja. Di garasi rumah saya, bertiga ama temen yang satu lagi kita nyanyi sambil joget-joget di atas mobil kijang. Tau dong, gaya jogetnya India kayak gimana? Kita bertiga joget lebih bahenol dari pada film Indianya itu sendiri. Seakan-akan mengerti setiap lirik yang kita nyanyiin. Dalam dan semakin dalam. Angin sepoi meniup dengan lembut menerbangkan rambut-rambut kami sore itu. Semakin menambah essence India pada kami.
Kalo inget itu, lucu banget. Anak-anak yang ingin cepat dewasa. Anak-anak yang melihat kalau dewasa itu “WAH”, hebat, keren gitu loh. Ingin seperti mama, pake sepatu hak tinggi, pake lipstik, jalan sok jadi peragawati. Nah, sekarang udah dituntut jadi dewasa, ternyata tidak seindah yang masa kecil bayangkan. Tapi sebenarnya tetap indah dengan bentuk yang berbeda dari khayalan-khayalan masa kecil.