Wow, what a life!
February 21st, 2010
Meirissa Farah Fhonna, nama saya bagus ya..
Meirissa..Mei karena saya lahir di bulan Mei. Rissa adalah singkatan nama ibu dan ayah saya tercinta. Rissa juga nama panggilan yang sebenarnya, entah kenapa berubah jadi icha. Kebanyakan orang yang namanya risa, lisa, marisa, merisa, melisa juga dipanggil icha.
Farah..dalam bahasa arab artinya kegembiraan atau kebahagiaan. Mungkin orang tua berharap saya selalu bahagia dan membahagiakan orang di sekeliling saya. Amiin.. Farah artinya dalam bahasa inggris adalah traveler, seorang yang melakukan perjalanan. And it’s true. Saya benar-benar melakukan perjalanan ke berbagai daerah dikarenakan pekerjaan papa. Sudah 10 sekolah yang saya tempati dari SD sampai SMA. Wow, pengalaman yang tidak semua orang dapatkan. Allah buat saya kaya dengan caraNya sendiri.
Fhonna..berasal dari bahasa Aceh, dari kata Phonna, artinya yang pertama. Na, yang pertama dariNya. Saya anak pertama. Anak yang dilahirkan dengan perasaan deg2an[mungkin ya], penuh harap, diberi semua yang paling baik, dibesarkan dengan idealisme masa muda orang tua, pengharapan yang besar[barangkali], kakak buat calon adik2nya.
Saya pikir hidup saya ini begitu-gitu aja, tidak se-WAH orang lain[yang kelihatan dari mata saya ya]. Tidak sedramatis film-film. Istilah dalam bahasa sansekertanya monoton. Tapi, kalau saya renungi baik-baik, ternyata hidup saya begitu berwarnaaah, kaya, begitu WAH-AHAHAHAHAHA. Ternyata banyak cerita yang bisa saya bagi ke anak cucu saya nantinya.
Dari kecil sampai SMP adalah masa dimana saya seperti ember kosong yang diisi air. Perjalanan yang membuat saya pindah ke berbagai kota, membuat saya bertemu banyak orang, banyak bahasa, banyak budaya, banyak norma, banyak adat, banyak makanan, banyak hal. Saya melihat laut, gunung, sawah, desa, kota, danau, sungai, lampu, jam, jalan, rumah dalam bentuk yang berbeda-beda. Saya merasakan udara, angin, hujan, panas, suara, musik yang berbeda dari tiap daerah. Dari 10 sekolah yang pernah saya jadikan tempat menuntut ilmu:
TK Kartika Lhokseumawe,
SDN 01 Cot Ba’u Sabang,
SD S Bertingkat Lhokseumawe,
SD Angkasa I Padang,
SD Angkasa III Jakarta,
SD Angkasa I Jakarta,
SDN Jombatan III Jombang,
SMP N I Jombang,
SMP N 80 Jakarta,
SMA N 14 Jakarta.
Saya dapat bermacam-macam bahasa daerah, teman, ilmu, wawasan, dan banyak lagi. Banyak kisah bahagia dan sedih.
Masa SMA, seperti warna seragamnya, abu-abu. Masa yang abu-abu. Eeeerrr, masa ketidakjelasan, masa remang-remang. Masa dimana egoisme, ambisi, mimpi, khayalan dan idealisme yang begitu tinggi. Wanita itu suka berkhayal dan saya adalah pengkhayal yang hebat. Saya ibarat seseorang yang baik dalam rumah yang baik. Tapi saya sudah merasa cukup dengan itu semua. Saya tidak mau melihat ke jendela, melihat keluar rumah. Sedangkan saya punya cita-cita seluas dunia dan merasa mampu mencapai semuanya, sombongnyaaa. Dan akhirnya, idealisme saya dikalahkan oleh realita kehidupan. Itu seperti cambuk, seperti traktor yang menghancurleburkan bangunan idealisme saya. Saya bersyukur, karena begitu caraNya menjaga saya.
Masa kuliah, masa yang belum selesai saya jalani. Meski belum selesai, ada beberapa hal yang saya pahami bertambah, membuat saya lebih kaya. Harta terbaik yang Allah berikan sampai sekarang. Keluarga. Tidak ada duanya di dunia. Saya tidak pernah sesenang ini sebelumnya jika melihat mereka tersenyum dan tertawa bahagia. Saya tidak pernah serindu sekarang kalau jauh dari rumah. Dan mereka lengkap. Masih lengkap.
Ya Rabb, Kau buat aku bahagia dengan caraMu sendiri.
Kau bimbing aku belajar dengen caraMu sendiri.
Kau buat aku mengerti dengan caraMu sendiri.
Kau buat aku kaya dengen caraMu sendiri.
Segala puji Bagi-Mu Tuhan semesta alam.
Leave a Reply