Terbangun

April 2nd, 2010

Jam 3 pagi tiba-tiba terbangun dari tidur. MSN Onion Icon

Kok bisa ya? Jarang-jarang banget. Mungkin karena tadi malem ketiduran terus belum sholat isya kali ya, jadinya “dibangunin”. Beberapa kali sih pernah seperti ini. Dia menjaga orang-orang yang Dia kehendaki.

Jadi ingat bukunya Agus Mustofa yang judulnya “24 Jam Bersama Allah”. Kadang-kadang sesuatu yang kita anggap menyebalkan itu adalah salah satu cara Allah menjaga kita dari hal-hal yang buruk atau malah mengajarkan/membimbing kita. Di buku itu, si penulis bercerita, tentang suatu malam, dia sedang tertidur lelap. Tiba-tiba ada nyamuk gigitin dia. Akhirnya dia terbangun dan secara reflek nepok nyamuk itu, dan kena, mati deh nyamuknya. Kebanyakan orang pasti sebel banget kan kalo bangun tengah malem gara-gara digigit nyamuk kecil. Si penulis juga kayak gitu. Awalnya sebel, tapi setelah dia pikir-pikir, jam segitu adalah waktu yang sangat baik buat tahajud. Berapa ya pahala nyamuk yang mati “syahid” gara-gara bangunin si penulis? Si nyamuk bangunin penulis buat sholat tahajud, eh malah mati ditepok.

18+81

March 1st, 2010

Ibal kelas 4 SD – Icha Kuliah semester 4

Ibal: Kak icha, liat tangan adek sebelah kanan. Angkanya delapan belas kan?

Icha : Hah????(bingung)

Ibal : Ya kan, lapan belas kalo bahasa Arabnya?

Icha : Oh, iya dek..

Ibal : Terus tangan kiri adek. Angkanya delapan puluh satu. Ya kan?

Icha : Iya..

Ibal : 18 + 81 berapa Kak Icha?

Icha : 99…(masih bingung…mikir…mikir…mikir…)Ooh! Subhanallah, adek kak Icha pinter banget :). Siapa yang ajarin dek?

Ibal : Heeeheee…. Guru adek di sekolah 😀

Masih bingung?

Hehehe, 99 itu menunjukkan asmaul husna. Nama-nama Allah yang baik. Saya diingatkan  oleh anak kelas 4 SD…Di setiap tangan manusia pasti terukir angka 18 dan 81[versi arab]. Masing-masing ga sama persis, tapi mengarah ke angka itu. Ada yang jelas sekali, agak tidak jelas, putus-putus, tapi hampir mengarah ke angka-angka itu.

Jadi ingat, kata-kata Allah, kalau Dia lebih dekat dari urat leher.

“Dan Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.” (QS. Qoff : 16 – 17)

Allah mengukir diriNya dalam diri manusia. Dalam diri saya. Allah cinta. Allah dekat. Ya Rahiim, dekatkan aku dengan orang yang cinta kepadaMu, sehingga dia mencintaiku karena cintanya kepadaMu. Dan, semoga aku bisa menjadi cinta yang mengingatkan dia kepadaMu. Amiin.

Candamu membuat rindu

February 26th, 2010

Abu Hurairah ra pun menceritakan, para sahabat bertanya kepada Rasulullah SAW, “Wahai, Rasullullah! Apakah engkau juga bersendau gurau bersama kami?” Maka Rasulullah SAW menjawab dengan sabdanya, “Betul, hanya saja aku selalu berkata benar.” (HR. Imam Ahmad. Sanadnya Shahih)

Seorang sahabat mendatangi Rasulullah SAW, dan dia meminta agar Rasulullah SAW membantunya mencari unta untuk memindahkan barangnya. Rasulullah berkata: “Kalau begitu kamu pindahkan barang-barangmu itu ke anak unta di seberang sana”. Sahabat bingung bagaimana mungkin seekor anak unta dapat memikul beban yang berat. “Ya Rasulullah, apakah tidak ada unta dewasa yang sekiranya sanggup memikul barang-barang ku ini?” Rasulullah menjawab, “Aku tidak bilang anak unta itu masih kecil, yang jelas dia adalah anak unta. Tidak mungkin seekor anak unta lahir dari ibu selain unta” Sahabat tersenyum dan dia-pun mengerti canda Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud dan At Tirmidzi. Sanad sahih)

Seorang perempuan tua bertanya pada Rasulullah: “Ya Utusan Allah, apakah perempuan tua seperti aku layak masuk surga?” Rasulullah menjawab: “Ya Ummi, sesungguhnya di surga tidak ada perempuan tua”. Perempuan itu menangis mengingat nasibnya, Kemudian Rasulullah mengutip salah satu firman Allah di surat Al Waaqi’ah ayat 35-37 “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya”. (Riwayat At Tirmidzi, hadits hasan)

Seorang sahabat bernama Zahir, dia agak lemah daya pikirannya. Namun Rasulullah mencintainya, begitu juga Zahir. Zahir ini sering menyendiri menghabiskan hari-harinya di gurun pasir. Sehingga, kata Rasulullah, “Zahir ini adalah lelaki padang pasir, dan kita semua tinggal di kotanya”. Suatu hari ketika Rasulullah sedang ke pasar, dia melihat Zahir sedang berdiri melihat barang-barang dagangan. Tiba-tiba Rasulullah memeluk Zahir dari belakang dengan erat. Zahir: “Heii……siapa ini?? lepaskan aku!!!”, Zahir memberontak dan menoleh ke belakang, ternyata yang memeluknya Rasulullah. Zahir-pun segera menyandarkan tubuhnya dan lebih mengeratkan pelukan Rasulullah. Rasulullah berkata: “Wahai umat manusia, siapa yang mau membeli budak ini??” Zahir: “Ya Rasulullah, aku ini tidak bernilai di pandangan mereka” Rasulullah: “Tapi di pandangan Allah, engkau sungguh bernilai Zahir. Mau dibeli Allah atau dibeli manusia?” Zahir pun makin mengeratkan tubuhnya dan merasa damai di pelukan Rasulullah. (Riwayat Imam Ahmad dari Anas ra)

Suatu ketika, Rasulullah saw dan para sahabat ra sedang ifthor. Hidangan pembuka puasa dengan kurma dan air putih. Dalam suasana hangat itu, Ali bin Abi Tholib ra timbul isengnya. Ali ra mengumpulkan kulit kurma-nya dan diletakkan di tempat kulit kurma Rasulullah saw. Kemudian Ali ra dengan tersipu-sipu mengatakan kalau Rasulullah saw sepertinya sangat lapar dengan adanya kulit kurma yang lebih banyak. Rasulullah saw yang sudah mengetahui keisengan Ali ra segera “membalas” Ali ra dengan mengatakan kalau yang lebih lapar sebenarnya siapa? (antara Rasulullah saw dan Ali ra). Sedangkan tumpukan kurma milik Ali ra sendiri tak bersisa. (HR. Bukhori, dhoif)

Aisyah RA berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, saat itu tubuhku masih ramping. Beliau lalu berkata kepada para sahabat beliau, ”Silakan kalian berjalan duluan!”Para sahabat pun berjalan duluan semua, kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Aku pun menyambut ajakan beliau dan ternyata aku dapat mendahului beliau dalam berlari. Beberapa waktu setelah kejadian itu dalam sebuah riwayat disebutkan:”Beliau lama tidak mengajakku bepergian sampai tubuhku gemuk dan aku lupa akan kejadian itu.”-suatu ketika aku bepergian lagi bersama beliau. Beliau pun berkata kepada para sahabatnya. “Silakan kalian berjalan duluan.” Para sahabat pun kemudian berjalan lebih dulu. kemudian beliau berkata kepadaku, “Marilah kita berlomba.” Saat itu aku sudah lupa terhadap kemenanganku pada waktu yang lalu dan kini badanku sudah gemuk. Aku berkata, “Bagaimana aku dapat mendahului engkau, wahai Rasulullah, sedangkan keadaanku seperti ini?” Beliau berkata, “Marilah kita mulai.” Aku pun melayani ajakan berlomba dan ternyata beliau mendahului aku. Beliau tertawa seraya berkata, ” Ini untuk menebus kekalahanku dalam lomba yang dulu.” (HR Ahmad dan Abi Dawud)

Rasulullah SAW juga pernah bersabda kepada ‘Asiyah, “Aku tahu saat kamu senang kepadaku dan saat kamu marah kepadaku.” Aisyah bertanya, “Dari mana engkau mengetahuinya?” Beliau menjawab, ” Kalau engkau sedang senang kepadaku, engkau akan mengatakan dalam sumpahmu “Tidak demi Tuhan Muhammad” Akan tetapi jika engkau sedang marah, engkau akan bersumpah, “Tidak demi Tuhan Ibrahim!”. Aisyah pun menjawab, “Benar, tapi demi Allah, wahai Rasulullah, aku tidak akan meninggalkan, kecuali namamu saja” (HR Bukhari dan Muslim)

Allahumma shalli `alaa Muhammad wa `alaa aali Muhammad”. (Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Muhammad dan keluarga nabi Muhammad)

Rindu Rasul – Vidi ft Bimbo

Wow, what a life!

February 21st, 2010

Meirissa Farah Fhonna, nama saya bagus ya..

Meirissa..Mei karena saya lahir di bulan Mei. Rissa adalah singkatan nama ibu dan ayah saya tercinta. Rissa juga nama panggilan yang sebenarnya, entah kenapa berubah jadi icha. Kebanyakan orang yang namanya risa, lisa, marisa, merisa, melisa juga dipanggil icha.

Farah..dalam bahasa arab artinya kegembiraan atau kebahagiaan. Mungkin orang tua berharap saya selalu bahagia dan membahagiakan orang di sekeliling saya. Amiin.. Farah artinya dalam bahasa inggris adalah traveler, seorang yang melakukan perjalanan. And it’s true. Saya benar-benar melakukan perjalanan ke berbagai daerah dikarenakan pekerjaan papa. Sudah 10 sekolah yang saya tempati dari SD sampai SMA. Wow, pengalaman yang tidak semua orang dapatkan. Allah buat saya kaya dengan caraNya sendiri.

Fhonna..berasal dari bahasa Aceh, dari kata Phonna, artinya yang pertama. Na, yang pertama dariNya. Saya anak pertama. Anak yang dilahirkan dengan perasaan deg2an[mungkin ya], penuh harap, diberi semua yang paling baik, dibesarkan dengan idealisme masa muda orang tua, pengharapan yang besar[barangkali], kakak buat calon adik2nya.

Saya pikir hidup saya ini begitu-gitu aja, tidak se-WAH orang lain[yang kelihatan dari mata saya ya]. Tidak sedramatis film-film. Istilah dalam bahasa sansekertanya monoton. Tapi, kalau saya renungi baik-baik, ternyata hidup saya begitu berwarnaaah, kaya, begitu WAH-AHAHAHAHAHA. Ternyata banyak cerita yang bisa saya bagi ke anak cucu saya nantinya.

Dari kecil sampai SMP adalah masa dimana saya seperti ember kosong yang diisi air. Perjalanan yang membuat saya pindah ke berbagai kota, membuat saya bertemu banyak orang, banyak bahasa, banyak budaya, banyak norma, banyak adat, banyak makanan, banyak hal. Saya melihat laut, gunung, sawah, desa, kota, danau, sungai, lampu, jam, jalan, rumah dalam bentuk yang berbeda-beda. Saya merasakan udara, angin, hujan, panas, suara, musik yang berbeda dari tiap daerah. Dari 10 sekolah yang pernah saya jadikan tempat menuntut ilmu:

TK Kartika Lhokseumawe,

SDN 01 Cot Ba’u Sabang,

SD S Bertingkat Lhokseumawe,

SD Angkasa I Padang,

SD Angkasa III Jakarta,

SD Angkasa I Jakarta,

SDN Jombatan III Jombang,

SMP N I Jombang,

SMP N 80 Jakarta,

SMA N 14 Jakarta.

Saya dapat bermacam-macam bahasa daerah, teman, ilmu, wawasan, dan banyak lagi. Banyak kisah bahagia dan sedih.

Masa SMA, seperti warna seragamnya, abu-abu. Masa yang abu-abu. Eeeerrr, masa ketidakjelasan, masa remang-remang. Masa dimana egoisme, ambisi, mimpi, khayalan dan idealisme yang begitu tinggi. Wanita itu suka berkhayal dan saya adalah pengkhayal yang hebat. Saya ibarat seseorang yang baik dalam rumah yang baik. Tapi saya sudah merasa cukup dengan itu semua. Saya tidak mau melihat ke jendela, melihat keluar rumah. Sedangkan saya punya cita-cita seluas dunia dan merasa mampu mencapai semuanya, sombongnyaaa. Dan akhirnya, idealisme saya dikalahkan oleh realita kehidupan. Itu seperti cambuk, seperti traktor yang menghancurleburkan bangunan idealisme saya. Saya bersyukur, karena begitu caraNya menjaga saya.

Masa kuliah, masa yang belum selesai saya jalani. Meski belum selesai, ada beberapa hal yang saya pahami bertambah, membuat saya lebih kaya. Harta terbaik yang Allah berikan sampai sekarang. Keluarga. Tidak ada duanya di dunia. Saya tidak pernah sesenang ini sebelumnya jika melihat mereka tersenyum dan tertawa bahagia. Saya tidak pernah serindu sekarang kalau jauh dari rumah. Dan mereka lengkap. Masih lengkap.

Ya Rabb, Kau buat aku bahagia dengan caraMu sendiri.

Kau bimbing aku belajar dengen caraMu sendiri.

Kau buat aku mengerti dengan caraMu sendiri.

Kau buat aku kaya dengen caraMu sendiri.

Segala puji Bagi-Mu Tuhan semesta alam.

Panggung Sandiwara

February 5th, 2010

Setuju kalo dunia ini adalah panggung sandiwara?

Menurut saya setiap hal, sampai yang kecil pun, dalam hidup adalah naskah yang ditulis-Nya. Dan dari setiap yang kecil itu pun punya hikmahnya masing-masing. Entah itu untuk masa sekarang atau masa depan. Bedanya, kalo di sebuah drama atau sinetron yang dibuat manusia, aktor tidak punya kesempatan untuk memilih. Dia harus mengikuti naskah yang ada dan tau bagaimana akhirnya, itu adalah pekerjaannya. Tapi dunia sebagai panggung sandiwara adalah abu-abu, tergantung dengan pilihan yang kita buat dan bagaimana cara kita menjalaninya. Dan Tuhan punya pedoman yang jelas buat para manusia dalam menjalani sandiwara kehidupan.

Bagaimana pun Tuhan memposisikan kita di dunia, kaya, miskin, hitam, coklat, kuning, putih, sehat, sakit, lumpuh, cacat, tinggi, pendek, yatim-piatu, punya keluarga, di Indonesia, di Kutub Utara, Gurun Sahara. Kita tetap masih diberi kesempatan untuk memilih. Tapi “akhir”-nya adalah Dia yang memutuskan, dan itu Maha Adil.

God Bless – Panggung Sandiwara

Dunia ini panggung sandiwara
Cerita yang mudah berubah
Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani
Setiap kita dapat satu peranan
Yang harus kita mainkan
Ada peran wajar ada peran berpura pura
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak
Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara
Mengapa kita bersandiwara
Dunia ini penuh peranan
Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan
Mengapa kita bersandiwara

Dunia ini panggung sandiwara

Ceritanya mudah berubah

Kisah Mahabarata atau tragedi dari Yunani

Setiap kita dapat satu peranan

Yang harus kita mainkan

Ada peran wajar ada peran berpura pura

Mengapa kita bersandiwara

Mengapa kita bersandiwara

Peran yang kocak bikin kita terbahak bahak

Peran bercinta bikin orang mabuk kepayang

Dunia ini penuh peranan

Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

Mengapa kita bersandiwara

Mengapa kita bersandiwara

Dunia ini penuh peranan

Dunia ini bagaikan jembatan kehidupan

Mengapa kita bersandiwara