Remember A Time

February 10th, 2010

Hari ini udah berkali-kali denger Ost-nya Popolocrois. Serial kartun jaman SD kelas 3 ato 4 ya? Jadi teringat Padang.

Teringat masih kecil, pergi ngaji jam setengah 4 sore. Sebelumnya, setelah pulang sekolah sekitar jam 12.00, makan siang terus disuruh tidur siang. Nah, tidur siang ini nih yang paling sulit. Semua anak nyokap waktu masih kecil susah banget disuruh tidur siang. Udah masuk kamar, bukannya tidur malah maen ga jelas. Kalo nyokap masuk kamar, kita pura-pura udah tidur sambil meluk guling. Hahaha, nyokap pernah sampe buang tas sekolah keluar jendela gara-gara saya ga tidur-tidur juga. Seraaaam, hahahaha..

Bangun sekitar jam 14.30, langsung mandi, persiapan buat berangkat ngaji. Nah, jam 15.00 itu yang ditunggu-tunggu. Soalnya ada PESTA ANAK!. Acara buat anak-anak yang dibawain ama Kak Ria Enes dan Susan. Susan, penyanyi anak yang ga bakal jadi besar. Tetep aja sekecil-kecil itu.

Di Pesta Anak, seinget saya ada banyak film kartun. Kartun-kartun faforit saya,  popolocrois, Big Guy and Rusty, Samurai X, banyak deh. 30 menit yang selalu ditunggu.

Jam 15.30 langsung berangkat ngaji. Sampe tempat ngaji, langsung ngisi absen. Saya ngaji bukan di TPA. Saya ga punya tuh yang namanya sertifikat lulus dari TPA. Yang ngajar ngaji adalah salah satu penghuni di kompleks TNI, Om dan Tante Anwar. Dengan iuran kecil-kecilan dari anak-anak komplek. Om Anwar bisa bikin musholla kecil di samping rumahnya, tempat anak-anak belajar ngaji. Dan sistemnya ga kalah kok dari sistem TPA, hoho. Om Anwar juga ngajarin kita-kita supaya bisa manage musholla sendiri, oleh karena itu dibikin semacam kepengurusan kecil yang terdiri dari anak-anak. Nah, saya kebagian jadi bendahara. Saya yang nulis berapa aja yang uang yang masuk dan keluar. Wuih, kelas 4 SD tuh udah ngurusin uang, dan berlanjut sampe besar kalo jadi pengurus dapetnya bendahara.

Pulang ngaji, selalu setelah maghrib. Jalanan komplek gelap. Belakang rumah itu hutan. Selalu dan selalu, untuk menghilangkan rasa takut saya selalu mendendangkan lagu

“inna sholati wanusuki, wamah yaya wamamati, lillahi robbil alamin, lahaulawala quwwata illa billah”

Entah ini shalawat ato bukan, karena saya ga pernah denger orang menyanyikan “ini”. Tapi “ini” yang paling saya suka dan karena termasuk paling pendek mungkin ya yang diajarin ama Tante Anwar. Dan setelah saya tau artinya “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah karena Allah, tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” Ini juga salah satu penggalan bacaan iftitah dalam sholat. Setiap hari minimal 5 kali ini diucapkan. Seperti membuat pernyataan, sumpah, ikrar. Haduh, merinding memikirkannya. Ya Rabb…

Pulang ke rumah seperti setiap harinya. Mengerjakan tugas sekolah, sebentar nonton, sebentar belajar. Siapin buat besok sekolah. Teringat nyokap pernah bilang”Masih kecil itu masih rajin. Sekarang udah gede-gede, banyak betul alesannya!”

Popolocrois Opening

Popolocrois Ending

Susan Punya Cita-cita

Slumdog Millionaire

February 6th, 2010

slumdog_millionaire

Yap, ini adalah film yang memenangkan 4 Golden Globe dan 8 Piala Oscar. Waw…2 jempol buat film India yang disutradarai oleh Danny Boyle asal Inggris ini.

Film ini menceritakan tentang seorang gembel yang namanya Jamal Salim. Dia ikut kuis Who Want to be A Millionaire versi India. Gembel… orang-orang pasti berpikir ga bakalan mungkin bisa menang. Tapi dia sampe ke pertanyaan terakhir dan dia menang. Film ini menjawab bagaimana dia bisa menang dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang kita tahu, pertanyaan yang sulit. Apakah karena “dia curang”, “dia beruntung”, “dia genius”, atau “sudah ditakdirkan” ?

Jamal adalah seorang muslim miskin yang kehilangan ibunya waktu masih kecil akibat pertikaian antar agama di India. Dia besar bersama kakak laki-lakinya, Salim. Dibesarkan oleh kerasnya ibukota India sebagai gelandangan. Dia punya seorang teman perempuan bernama Latika, sama-sama gelandangan juga dan menjadi wanita dalam hidup Jamal. Di film ini kita bisa melihat cerminan keadaan ibukota kita yang mungkin ga jauh-jauh banget kerasnya dengan ibukota di India. Apa yang didapat oleh anak-anak gelandangan itu. Jahat memang, dan membuat saya bersyukur. Sangat bersyukur.

Saat remaja, Jamal terpisah dari kakaknya dan Latika. Dan ketika dewasa, dia bekerja sebagai chaiwalla. Pelayan yang bawain minuman di sebuah perusahaan Operator Calling , perusahaan komunikasi mungkin ya.

Yang bikin saya excited banget dari film ini adalah perasaan Jamal pada Latika. Alasan yang membuat dia mengikuti kuis Who Want to be A Millionaire. Dia bukan ingin uangnya, tapi dia berharap Latika bisa melihat dia di kuis itu. Seperti lagunya Michael Bolton, When A Man Loves A Woman.

When a man loves a woman

Can’t keep his mind on nothing else

He’ll trade the world

For the good thing he’s found

If she’s bad he can’t see it

She can do no wrong

Apakah itu benar? Haha…saya ga tahu, karena saya bukan laki-laki. Tapi sepertinya itu benar bagi Jamal dalam film ini. Latika, dia sama-sama gembel juga seperti Jamal. Terpisah ketika remaja, Latika ternyata dijadikan “peliharaan” buat pimpinannya Salim. Yah, Salim itu sayang sama adeknya tapi agak nakal gara-gara kerasnya hidup jadi gembel. So, Latika tidak virgin lagi. Keperawanan adalah hal yang penting buat mayoritas orang Asia, muslim. Yah, setidaknya bagi saya itu hal yang penting. Laki-laki yang pintar akan berpikir 2 kali untuk menyukai seorang pekerja seks, “peliharaan” orang. Walau itu bukan maunya Latika. Hidupnya seperti sudah terpatri seperti itu. Tapi sepertinya Jamal terlalu bodoh sampai jatuh cinta pada Latika. Satu hal lagi yang bikin saya terharu, Latika luka di pipi kirinya akibat sayatan yang dikasih sama anak buah bosnya si Salim dan berbekas. Jamal bisa menerima Latika seperti itu, walaupun sudah jadi millionaire. Dengan uangnya dia bisa mendapatkan wanita yang baik dan cantik, tapi Jamal tahu dia tidak akan bahagia dengan itu. Kebahagiaannya bukan diukur dari banyaknya uang yang dia punya dan seberapa banyak wanita bisa dia dapatkan, tapi dengan siapa dia berbagi dalam hidupnya. Dia  jatuh cinta pada Latika. Itu saja cukup.

Hahahaha, itu di film. Tapi kalau melihat itu sebagai realita, saya ga bisa mempercayai ada laki-laki seperti itu. Dikiiiiiiiiiiiiiiiiit banget pasti. Ibu saya pernah bilang kalau ada 3 hal yang bisa menjatuhkan laki-laki : Kekuasaan, Harta, dan Wanita. Saya tidak berharap jadi wanita yang menjatuhkan laki-laki untuk hal-hal yang buruk ya. Cukup saya jatuhkan saja hatinya, lalu akan berada di sampingnya untuk selalu menghebatkannya. Amiin.

#Slumdog Millionaire Trailer

AR Rahman ft Suzzanne – Dream on Fire [Ost Slumdog Millionaire]

ou are my waking dream,
You’re all that’s real to me,
You are the magic in the world I see,
You are the prayer I sing,
You brought me to my knees,
You are the faith that made me believe…
Dreams on fire,
Higher and Higher,
Passions burning,
Right on the pyre…
One spark, forever yours,
Give me all your heart,
Dreams on fire,
Higher and Higher…
You are my ocean waves,
You are my thoughts each day,
You are the laughter from childhood games,
You are the spark of dawn,
You are where I belong,
You are the ache I feel in every song…
Dreams on fire,
Higher and Higher,
Passions burning,
Right on the pyre…
One spark, forever yours,
Give me all your heart,
Dreams on fire,
Higher and Higher…

You are my waking dream,

You’re all that’s real to me,

You are the magic in the world I see,

You are the prayer I sing,

You brought me to my knees,

You are the faith that made me believe…

Dreams on fire,

Higher and Higher,

Passions burning,

Right on the pyre…

One spark, forever yours,

Give me all your heart,

Dreams on fire,

Higher and Higher…

You are my ocean waves,

You are my thoughts each day,

You are the laughter from childhood games,

You are the spark of dawn,

You are where I belong,

You are the ache I feel in every song…

Dreams on fire,

Higher and Higher,

Passions burning,

Right on the pyre…

One spark, forever yours,

Give me all your heart,

Dreams on fire,

Higher and Higher…


Senang bisa liat dia tersenyum

January 21st, 2010

Dia adalah mama. Saya bisa buat dia tersenyum sekarang. Saya senang.

Entah, puas atau tidak dengan apa yang kujalani sekarang. Kalau liat mama senyum. Seperti semuanya baik, bagus, dan benar.

Pagi ini beda, karena ada papa di rumah. Saya seperti merasa menjadi pengganggu. Atau merasa terganggu ya? Pagi ini papa udah nyanyiin lagunya Wali yang “Baik-baik sayang” sampe 3 kali.

Hanya satu pintaku di siang dan malammu

Baik-baik sayang

Ada aku untukmu

Di rumah cuma ada 3 orang(saya, mama, papa). Agak gimana gitu liat papa tiba-tiba jadi romantis dengan gaya yang ga papa banget. Mungkin ini akibat papa dinas di Biak. Oleh karena kuantitas terbatas, kualitas dikembangkan. hahahaha…

Senang bisa liat orang tua akur. Sampe tua. Amiin…

Wali >> Baik-Baik Sayang

Koplo’

January 10th, 2010

Saya ga tau, tulisannya seperti apa, tapi terdengar seperti itu.

Kata ini sering jadi “matra” oleh guru faforit saya selama SMA, Alm. Nurhadidik. Itu namanya “kalo tidak salah ya”. “Maaf ya Pak, kalo saya salah nulisnya”.

Beliau mengajar pelajaran fisika. Pelajaran IPA yang paling tidak saya sukai dari SMP. Di SMA saya masuk penjurusan IPA, dan mau tidak mau mesti bertemu fisika. Yah, paling tidak saya ga harus belajar sejarah, sosiologi, atau ekonomi. Bukannya tidak menyukai ketiga pelajaran itu, tapi entah kenapa mau belajar sekeras apapun, sampe baca 1 buku juga ga bakalan dapet nilai yang bagus. So, IPA adalah yang terbaik buat saya.

Nah, balik ke Pak Didik. Bagi saya, beliau adalah sosok yang cukup berpengaruh dalam kehidupan saya. Bukan tentang masa depan, kuliah, atau pekerjaan. Tapi tentang sebuah pemikiran, pemahaman tentang arti hidup,  yang saya sendiri masih mencari-cari hikmah di baliknya sambil menjalaninya. Saya sering merasa banyak hal-hal aneh, tidak biasa, rahasia umum, yang biasanya nilainya buruk oleh masyarakat terjadi, dan itu menjadi hal yang entah kenapa tanpa alasan diterima begitu saja. Dan saya juga mengalami hal yang sama. Hal yang terlihat buruk, dan saya sadari itu. Tapi saya tidak bisa menolong diri sendiri. Dan percayalah, orang2 itu walaupun sedikit tetap punya rasa takut. Oh ya, untuk catatan. Jangan pernah menilai keseluruhan orang dari luarnya. Itu jahat. Dan bisa dibilang saya dulu adalah orang yang jahat, huff. Dan sekarang menyesal..

Pak Didik adalah guru yang terkenal dan “ditakuti” murid-muridnya. Semua murid pasti kenal Pak Didik. Kenal dan takut. Pak Didik pernah cerita, bahwa beliau dulunya adalah seorang “preman”, “tukang angkot”, temenan sama “pencopet”. Lalu, kalau tidak salah beliau kuliah di IKIP, jurusan FISIKA mungkin ya.. Dari raut wajahnya, saya percaya beliau pernah menjalani hidup kerasnya itu. Bagi saya Pak Didik  menunjukkan kasih sayang yang jujur dari seorang guru dengan caranya sendiri. Dan saya termasuk muridnya yang beruntung karena sempat dimantrai koplo’, sambil “didorongnya” kepala saya. Waktu itu saya takut, tapi anehnya perasaan yang mendominasi diri saya adalah terharu. Takutnya cuma sebentar, tidak lama. Dan entah kenapa, saya jadi semakin “sayang” sama beliau. 😀

Hari ini saya merindukannya. Guru yang kasih sayangnya jujur dengan caranya sendiri. Guru yang begitu disayang oleh Allah hingga cepat sekali kembali ke pangkuan-Nya. Rabb, aku bukan anaknya yang sholehah, tapi aku mohon ampunilah dosa2nya dan aku mohon ridho-Mu atas segala amal kebaikannya, amal jariyahnya, ilmu yang beliau bagi kepada murid2nya.

Cerita Telur-ku

January 4th, 2010

Once upon a time, ketika pubertas, suatu kelenjar kecil di dalam otak, “Pituitary”, memberi sinyal pada ,rumah tempat telur ini tinggal,”ovarium”, untuk melepaskan telur-telurnya yang sudah matang secara bergantian, karena ada 2 buah rumah. Dan sejak itulah, bulan demi bulan, itulah yang terjadi.

Rumah telur itu, seperti bulan, bulat dan berwarna putih. Di dalamnya ada telur yang siap dilepas. Tiba-tiba dinding rumah itu “pecah” dan membuka “luka merah”. Di luar rumah sudah ada si “tuba fallopi” yang membantu telur itu keluar dari rumahnya, maklum si telur agaknya repot karena akan melakukan perjalanan panjang dan membawa banyak cadangan makanan. Lalu keluarlah telur yang ditarik oleh “tuba fallopi”. Bentuknya tidak seperti telur yang biasa kamu lihat. Telur ini transparan dan lengket.

Lalu dimulailah perjalanan si telur. Perjalanan yang menentukan bagaimana nasib akhir si telur yang sudah matang itu. Perjalanan yang mungkin akan menjadi awal kehidupan baru. “Tuba fallopi” menemani perjalanan berliku si telur. Dia cuma punya waktu kurang lebih 24 jam untuk sampai di tujuan, setelah itu dia akan mati.

Sampai di “uterus” si telur menunggu sesuatu yang tidak pernah dia temui. Yang ditunggu tidak datang juga. Padahal, kedatangannya sudah dibuatkan persiapan berupa penebalan “dinding” di sekitar “rahim”. Si telur sedih lalu “luruh” , “sakit” karena kecewa terlalu lama menunggu. Sakitnya membuat nyeri, sakit sekali.

Ini adalah akhir cerita dari satu telurku.