The Great Queen Seon Duk
February 15th, 2010
Ga perlu dijelaskan kebanyakan orang udah tahu, kalo ini adalah drama historical korea yang cukup nge-booming di Indonesia kita.
Dan ini adalah drama korea yang bikin saya nangis sampe kebawa tidur, hiks..hiks..hiks..
Drama korea yang ga cuma diterima baik di negaranya, tapi juga di kalangan internasional. Hal ini karena cerita yang disajikan bisa diterima di dunia tanpa mengurangi budaya asli korea itu sendiri. Sarat makna, ilmu, pelajaran, dan sejarah politik yang patut diacungi jempol.
Negara kita, indonesia tercinta punya banyak sekali cerita sejarah yang hebat dan budaya yang beragam. Sayangnya para pembuat film yang mengangkat tema sejarah dan budaya Indonesia kurang mengemas itu semua dengan apik. Pada akhirnya malah bersifat lebay, tidak logis, dan ada beberapa yang malah menyinggung pornografi.
Sebenarnya ada beberapa film nasional yang mengangkat sejarah yang bagus kok. Seperti “Tjoet Nja’ Dhien”, film biografi pahlawan wanita aceh yang disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi oleh Christine Hakim sebagai Tjoet Nya’ Dhien. Film ini mendapat penghargaan film terbaik dalam Piala Citra tahun 1989 dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes.
Semoga makin banyak anak bangsa yang bisa mengangkat cerita-cerita hebat dari negara Indonesia kita tercinta ke dunia internasional. Amiin..
Precious : Based on The Novel Push by Sapphire
February 11th, 2010
Film garapan Lee Daniels yang diproduseri oleh Oprah ini sepertinya cukup menarik. Film ini adalah adaptasi dari sebuah novel karya Sapphire yang berjudul Push. Tapi karena judulnya mirip sama filmnya Dakota Fanning, diubah jadi Precious, nama tokoh utama dalam film ini.
Ceritanya tentang seorang anak perempuan, Precious, berumur 16 tahun yang dua kali diperkosa sama ayahnya sendiri dan dapet tindak kekerasan dari ibunya. Dua kali juga dia hamil. Kehamilan pertamanya melahirkan seorang anak yang kena Down Syndrome dan diasuh sama neneknya Precious. Perjuangannya bertahan dalam hidup yang berat dan sulit.
Ada Mariah Carey di film ini. Baru tahu kalo dia main film juga. Beda banget kalo saya lihat dia dalam “bentuk” biasanya. Mungkin kalo ga disebutin ada Mariah Carey, saya juga ga bakalan tau.
ini si Precious, Si Kulit hitam, obesitas, buta huruf, diperkosa dua kali sama ayahnya, dan dapet tindak kekerasan dari ibunya.
..
Ini Mariah Carey, dia di sini jadi pekerja sosial yang menangani masyarakat yang bermasalah seperti Precious, Beda banget ya…
Ini Gurunya Precious, Miss Blu Rain. Cantik..
Nah, ini nyokapnya nih, Mary, yang sering melakukan tindak kekerasan ama Precious. Galak bener deh kalo liat dari trailernya. Gini-gini dia masuk nominasi Aktris Pendukung Terbaik di Academy Award.
Remember A Time
February 10th, 2010
Hari ini udah berkali-kali denger Ost-nya Popolocrois. Serial kartun jaman SD kelas 3 ato 4 ya? Jadi teringat Padang.
Teringat masih kecil, pergi ngaji jam setengah 4 sore. Sebelumnya, setelah pulang sekolah sekitar jam 12.00, makan siang terus disuruh tidur siang. Nah, tidur siang ini nih yang paling sulit. Semua anak nyokap waktu masih kecil susah banget disuruh tidur siang. Udah masuk kamar, bukannya tidur malah maen ga jelas. Kalo nyokap masuk kamar, kita pura-pura udah tidur sambil meluk guling. Hahaha, nyokap pernah sampe buang tas sekolah keluar jendela gara-gara saya ga tidur-tidur juga. Seraaaam, hahahaha..
Bangun sekitar jam 14.30, langsung mandi, persiapan buat berangkat ngaji. Nah, jam 15.00 itu yang ditunggu-tunggu. Soalnya ada PESTA ANAK!. Acara buat anak-anak yang dibawain ama Kak Ria Enes dan Susan. Susan, penyanyi anak yang ga bakal jadi besar. Tetep aja sekecil-kecil itu.
Di Pesta Anak, seinget saya ada banyak film kartun. Kartun-kartun faforit saya, popolocrois, Big Guy and Rusty, Samurai X, banyak deh. 30 menit yang selalu ditunggu.
Jam 15.30 langsung berangkat ngaji. Sampe tempat ngaji, langsung ngisi absen. Saya ngaji bukan di TPA. Saya ga punya tuh yang namanya sertifikat lulus dari TPA. Yang ngajar ngaji adalah salah satu penghuni di kompleks TNI, Om dan Tante Anwar. Dengan iuran kecil-kecilan dari anak-anak komplek. Om Anwar bisa bikin musholla kecil di samping rumahnya, tempat anak-anak belajar ngaji. Dan sistemnya ga kalah kok dari sistem TPA, hoho. Om Anwar juga ngajarin kita-kita supaya bisa manage musholla sendiri, oleh karena itu dibikin semacam kepengurusan kecil yang terdiri dari anak-anak. Nah, saya kebagian jadi bendahara. Saya yang nulis berapa aja yang uang yang masuk dan keluar. Wuih, kelas 4 SD tuh udah ngurusin uang, dan berlanjut sampe besar kalo jadi pengurus dapetnya bendahara.
Pulang ngaji, selalu setelah maghrib. Jalanan komplek gelap. Belakang rumah itu hutan. Selalu dan selalu, untuk menghilangkan rasa takut saya selalu mendendangkan lagu
“inna sholati wanusuki, wamah yaya wamamati, lillahi robbil alamin, lahaulawala quwwata illa billah”
Entah ini shalawat ato bukan, karena saya ga pernah denger orang menyanyikan “ini”. Tapi “ini” yang paling saya suka dan karena termasuk paling pendek mungkin ya yang diajarin ama Tante Anwar. Dan setelah saya tau artinya “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah karena Allah, tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” Ini juga salah satu penggalan bacaan iftitah dalam sholat. Setiap hari minimal 5 kali ini diucapkan. Seperti membuat pernyataan, sumpah, ikrar. Haduh, merinding memikirkannya. Ya Rabb…
Pulang ke rumah seperti setiap harinya. Mengerjakan tugas sekolah, sebentar nonton, sebentar belajar. Siapin buat besok sekolah. Teringat nyokap pernah bilang”Masih kecil itu masih rajin. Sekarang udah gede-gede, banyak betul alesannya!”
Popolocrois Opening
Popolocrois Ending
Susan Punya Cita-cita
Sop Sehat
February 9th, 2010
Hari ini disuruh nyokap masak sup. Sup atau sop ya namanya? Ada bedanya ga?
Cap cus aja deh, Pertama cuci tangan dulu yah.
Bahan buat bumbu hanya bawang putih dan merica. Diulek sampe agak halus.
Terus, ditumis pake BlueBand atau minyak goreng [tapi lebih baik dan lebih enak blueband] sampe harum. Kenapa ditumis? Supaya bumbunya masak, mateng, ga bikin sakit perut.
Bahan-bahan lain: air, daging tetelan, wortel, buncis, daun bawang, daun seledri, tahu putih, garam, gula.
Siapkan panci, didihkan air.
Menunggu air mendidih, ambil daging tetelan, cuci bersih.
Nah, kalo airnya sudah mendidih, masukkan bumbu yang tadi udah kita tumis.
Aduk-aduk sebentar.
Lalu masukkan daging tetelan yang udah dibersihkan.
Kecilkan api. Saat ini kita sedang membuat kaldu.
Nyokap tadinya mau pake tulangan untuk bikin kaldu. Tapi Pak Toet-toet ga jual kaldu hari ini. Ndapapa, kita pake daging tetelan aja. Enak toh, malah bisa dimakan dagingnya.
Nah, sambil nungguin kaldu jadi, siapin sayuran.
Kupas wortel lalu potong-potong.
Lalu buncis dipotong juga.
Jangan lupa cuci sayuran sebelum dipotong, karena kalo udah dipotong-potong vitamin yang terlarut oleh air cucian lebih banyak daripada sebelum dipotong. Kalo mau, bisa nambah sayuran yang lain seperti, kentang, kembang kol, dll.
Siapin tahu putih, Potong-potong.
Siapin juga potongan daun bawang dan seledri .
Ok, kalo kaldunya udah jadi, dagingnya udah empuk, ambil daging yang masih ukuran besar itu pake garpu terus dipotong kecil-kecil.
Terus masukkin semua sayuran yang udah disiapin tadi, wortel dan buncis.
Masukkin daging yang udah dipotong kecil-kecil. Aduk-aduk.
Masukkin garam secukupnya.
Tambahkan gula, supaya gurih.
Aduk-aduk lagi.
Tunggu sampe mendidih.
Kalo udah mendidih, cemplungin tahu putih. Plung…plung…plung… Aduk-aduk sebentar.
Matikan api. Lalu masukkan daun bawang dan seledri.
Sajikan selagi panas.
Wuih, Mantaaaap. Sayur sop itu termasuk yang mudah dibikin dan sehat, karena sayurnya berwarna-warni, berkuah, ada dagingnya, pake tahu juga, dan yang paling penting dari resep ini adalah ga pake penyedap makanan/MSG/Monosodium Glutamat/micin/vetsin yang ga baik buat otak.
“Sesuatu Terjadi Padaku”
February 7th, 2010
Cukup dengarkan saja
Kuch Kuch Hota Hai
Tum paas aaye, yun muskuraaye – 2
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Ab to mera dil jaage na sota hai
Now my heart is neither awake nor asleep
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai – 2
What can I do, oh, something is happening
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Ab to mera dil jaage na sota hai
Now my heart is neither awake nor asleep
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai – 2
What can I do, oh, something is happening
Na jaane kaisa ehsaas hai
I don’t know what experience this is
Bujhti nahin hai kya pyaas hai
It doesn’t get quenched, what thirst this is
Kya nasha is pyaar ka
What intoxication of love
Mujhpe sanam chhaane laga
Has spread upon me, sweetheart
Koi na jaane kyoon chain khota hai
No one knows why our peace gets lost
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya rang laayi meri dua
What color my prayer has brought
Yeh ishq jaane kaise hua
I don’t know how this love happened
Bechainiyon mein chain
In this restlessness
Na jaane kyoon aane laga
I don’t know why peace has started to come
Tanhaai mein dil yaadein sanjota hai
In loneliness my heart sorts through memories
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Tum paas aaye, yun muskuraaye
You came close, smiled like this
Tumne na jaane kya sapne dikhaaye
You don’t know what dreams you showed me
Ab to mera dil jaage na sota hai
Now my heart is neither awake nor asleep
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Kya karoon haaye, kuch kuch hota hai
What can I do, oh, something is happening
Hahahahaha, lagu SD nih. Kelas 6 SD. Pas Film India merajai TV di komplek dan di rumah saya. Waktu itu saya masih tinggal di Kabuh, Ploso, Jombang, Jawa Timur. Ada seorang temen cewek, mbak Dian, yang ngefans berat ama Shahrukh Khan sampe hafal lirik semua lagu yang jadi soundtrack film yang ada si Shahkrukh Khan. Dan ga cuma hafal aja, dia berhasil nyanyi sambil nariin lagu-lagu itu. Nah, saya sebagai anak yang masih kecil ngikutin aja. Di garasi rumah saya, bertiga ama temen yang satu lagi kita nyanyi sambil joget-joget di atas mobil kijang. Tau dong, gaya jogetnya India kayak gimana? Kita bertiga joget lebih bahenol dari pada film Indianya itu sendiri. Seakan-akan mengerti setiap lirik yang kita nyanyiin. Dalam dan semakin dalam. Angin sepoi meniup dengan lembut menerbangkan rambut-rambut kami sore itu. Semakin menambah essence India pada kami.
Kalo inget itu, lucu banget. Anak-anak yang ingin cepat dewasa. Anak-anak yang melihat kalau dewasa itu “WAH”, hebat, keren gitu loh. Ingin seperti mama, pake sepatu hak tinggi, pake lipstik, jalan sok jadi peragawati. Nah, sekarang udah dituntut jadi dewasa, ternyata tidak seindah yang masa kecil bayangkan. Tapi sebenarnya tetap indah dengan bentuk yang berbeda dari khayalan-khayalan masa kecil.