Nostalgia

February 21st, 2010

Lagu lama yang dikompilasi 🙂

Jangan Biarkan – Titi DJ ft Diana Nasution

biarkanlah
hujan turun
membasahi bumi
atau bulan yang tiada berseri
woo..

namun jangan
kau biarkan
ku seorang diri
tanpa engkau
hidupku seoi

jangan biarkan….
daku seorang diri…
diriku…
hanyalah untukmu sayang

jangan tinggalkan..
daku sepi sendiri
cintaku..
hanyalah untukmu sayang…

cinta suci dihatiku
tlah bersemi lagi
wajah suram berganti
berseri

jangan biarkan….
daku seorang diri…
diriku…
hanyalah untukmu sayang

jangan tinggalkan..
daku sepi sendiri
cintaku..
hanyalah untukmu sayang…

Lagu lama yang udah dikompilasi. tapi masih cari mp3nya. Ini versi lamanya. Dian Pieshesha…favoritnya mama nih 😀

Tak Ingin Sendiri – Dian Pieshesha

Aku masih… seperti yang dulu
Menunggunmu sampai akhir hidupku
Kesetiaanku tak luntur
Hati pun rela berkorban
Demi keutuhan kau dan aku

Biarkanlah aku memiliki
Semua cinta yang ada di hatimu
Apa pun kan ku berikan
Cinta dan kerinduan
Untukmu… dambaan hatiku…

Malam ini… tak ingin aku sendiri
Ku cari damai bersama bayanganmu…
Hangat pelukan yang masih kurasa
Kau kasih… kau sayang

Wow, what a life!

February 21st, 2010

Meirissa Farah Fhonna, nama saya bagus ya..

Meirissa..Mei karena saya lahir di bulan Mei. Rissa adalah singkatan nama ibu dan ayah saya tercinta. Rissa juga nama panggilan yang sebenarnya, entah kenapa berubah jadi icha. Kebanyakan orang yang namanya risa, lisa, marisa, merisa, melisa juga dipanggil icha.

Farah..dalam bahasa arab artinya kegembiraan atau kebahagiaan. Mungkin orang tua berharap saya selalu bahagia dan membahagiakan orang di sekeliling saya. Amiin.. Farah artinya dalam bahasa inggris adalah traveler, seorang yang melakukan perjalanan. And it’s true. Saya benar-benar melakukan perjalanan ke berbagai daerah dikarenakan pekerjaan papa. Sudah 10 sekolah yang saya tempati dari SD sampai SMA. Wow, pengalaman yang tidak semua orang dapatkan. Allah buat saya kaya dengan caraNya sendiri.

Fhonna..berasal dari bahasa Aceh, dari kata Phonna, artinya yang pertama. Na, yang pertama dariNya. Saya anak pertama. Anak yang dilahirkan dengan perasaan deg2an[mungkin ya], penuh harap, diberi semua yang paling baik, dibesarkan dengan idealisme masa muda orang tua, pengharapan yang besar[barangkali], kakak buat calon adik2nya.

Saya pikir hidup saya ini begitu-gitu aja, tidak se-WAH orang lain[yang kelihatan dari mata saya ya]. Tidak sedramatis film-film. Istilah dalam bahasa sansekertanya monoton. Tapi, kalau saya renungi baik-baik, ternyata hidup saya begitu berwarnaaah, kaya, begitu WAH-AHAHAHAHAHA. Ternyata banyak cerita yang bisa saya bagi ke anak cucu saya nantinya.

Dari kecil sampai SMP adalah masa dimana saya seperti ember kosong yang diisi air. Perjalanan yang membuat saya pindah ke berbagai kota, membuat saya bertemu banyak orang, banyak bahasa, banyak budaya, banyak norma, banyak adat, banyak makanan, banyak hal. Saya melihat laut, gunung, sawah, desa, kota, danau, sungai, lampu, jam, jalan, rumah dalam bentuk yang berbeda-beda. Saya merasakan udara, angin, hujan, panas, suara, musik yang berbeda dari tiap daerah. Dari 10 sekolah yang pernah saya jadikan tempat menuntut ilmu:

TK Kartika Lhokseumawe,

SDN 01 Cot Ba’u Sabang,

SD S Bertingkat Lhokseumawe,

SD Angkasa I Padang,

SD Angkasa III Jakarta,

SD Angkasa I Jakarta,

SDN Jombatan III Jombang,

SMP N I Jombang,

SMP N 80 Jakarta,

SMA N 14 Jakarta.

Saya dapat bermacam-macam bahasa daerah, teman, ilmu, wawasan, dan banyak lagi. Banyak kisah bahagia dan sedih.

Masa SMA, seperti warna seragamnya, abu-abu. Masa yang abu-abu. Eeeerrr, masa ketidakjelasan, masa remang-remang. Masa dimana egoisme, ambisi, mimpi, khayalan dan idealisme yang begitu tinggi. Wanita itu suka berkhayal dan saya adalah pengkhayal yang hebat. Saya ibarat seseorang yang baik dalam rumah yang baik. Tapi saya sudah merasa cukup dengan itu semua. Saya tidak mau melihat ke jendela, melihat keluar rumah. Sedangkan saya punya cita-cita seluas dunia dan merasa mampu mencapai semuanya, sombongnyaaa. Dan akhirnya, idealisme saya dikalahkan oleh realita kehidupan. Itu seperti cambuk, seperti traktor yang menghancurleburkan bangunan idealisme saya. Saya bersyukur, karena begitu caraNya menjaga saya.

Masa kuliah, masa yang belum selesai saya jalani. Meski belum selesai, ada beberapa hal yang saya pahami bertambah, membuat saya lebih kaya. Harta terbaik yang Allah berikan sampai sekarang. Keluarga. Tidak ada duanya di dunia. Saya tidak pernah sesenang ini sebelumnya jika melihat mereka tersenyum dan tertawa bahagia. Saya tidak pernah serindu sekarang kalau jauh dari rumah. Dan mereka lengkap. Masih lengkap.

Ya Rabb, Kau buat aku bahagia dengan caraMu sendiri.

Kau bimbing aku belajar dengen caraMu sendiri.

Kau buat aku mengerti dengan caraMu sendiri.

Kau buat aku kaya dengen caraMu sendiri.

Segala puji Bagi-Mu Tuhan semesta alam.

The Great Queen Seon Duk

February 15th, 2010

Ga perlu dijelaskan kebanyakan orang udah tahu, kalo ini adalah drama historical korea yang cukup nge-booming di Indonesia kita.

Dan ini adalah drama korea yang bikin saya nangis sampe kebawa tidur, hiks..hiks..hiks..

Drama korea yang ga cuma diterima baik di negaranya, tapi juga di kalangan internasional. Hal ini karena cerita yang disajikan bisa diterima di dunia tanpa mengurangi budaya asli korea itu sendiri. Sarat makna, ilmu, pelajaran, dan sejarah politik yang patut diacungi jempol.

Negara kita, indonesia tercinta punya banyak sekali cerita sejarah yang hebat dan budaya yang beragam. Sayangnya para pembuat film yang mengangkat tema sejarah dan budaya Indonesia kurang mengemas itu semua dengan apik. Pada akhirnya malah bersifat lebay, tidak logis, dan ada beberapa yang malah menyinggung pornografi.

Sebenarnya ada beberapa film nasional yang mengangkat sejarah yang bagus kok. Seperti “Tjoet Nja’ Dhien”, film biografi pahlawan wanita aceh yang disutradarai oleh Eros Djarot dan dibintangi oleh Christine Hakim sebagai Tjoet Nya’ Dhien. Film ini mendapat penghargaan film terbaik dalam Piala Citra tahun 1989 dan merupakan film Indonesia pertama yang ditayangkan di Festival Film Cannes.

Semoga makin banyak anak bangsa yang bisa mengangkat cerita-cerita hebat dari negara Indonesia kita tercinta ke dunia internasional. Amiin..

Film garapan Lee Daniels yang diproduseri oleh Oprah ini sepertinya cukup menarik. Film ini adalah adaptasi dari sebuah novel karya Sapphire yang berjudul Push. Tapi karena judulnya mirip sama filmnya Dakota Fanning, diubah jadi Precious, nama tokoh utama dalam film ini.

Ceritanya tentang seorang anak perempuan, Precious,  berumur 16 tahun yang dua kali diperkosa sama ayahnya sendiri dan dapet tindak kekerasan dari ibunya. Dua kali juga dia hamil. Kehamilan pertamanya melahirkan seorang anak yang kena Down Syndrome dan diasuh sama neneknya Precious. Perjuangannya bertahan dalam hidup yang berat dan sulit.

Ada Mariah Carey di film ini. Baru tahu kalo dia main film juga. Beda banget kalo saya lihat dia dalam “bentuk” biasanya. Mungkin kalo ga disebutin ada Mariah Carey, saya juga ga bakalan tau.

ini si Precious, Si Kulit hitam, obesitas, buta huruf, diperkosa dua kali sama ayahnya, dan dapet tindak kekerasan dari ibunya.

..

Ini Mariah Carey, dia di sini jadi pekerja sosial yang menangani masyarakat yang bermasalah seperti Precious, Beda banget ya…

Ini Gurunya Precious, Miss Blu Rain. Cantik..

Nah, ini nyokapnya nih, Mary, yang sering melakukan tindak kekerasan ama Precious. Galak bener deh kalo liat dari trailernya. Gini-gini dia masuk nominasi Aktris Pendukung Terbaik di Academy Award.

Remember A Time

February 10th, 2010

Hari ini udah berkali-kali denger Ost-nya Popolocrois. Serial kartun jaman SD kelas 3 ato 4 ya? Jadi teringat Padang.

Teringat masih kecil, pergi ngaji jam setengah 4 sore. Sebelumnya, setelah pulang sekolah sekitar jam 12.00, makan siang terus disuruh tidur siang. Nah, tidur siang ini nih yang paling sulit. Semua anak nyokap waktu masih kecil susah banget disuruh tidur siang. Udah masuk kamar, bukannya tidur malah maen ga jelas. Kalo nyokap masuk kamar, kita pura-pura udah tidur sambil meluk guling. Hahaha, nyokap pernah sampe buang tas sekolah keluar jendela gara-gara saya ga tidur-tidur juga. Seraaaam, hahahaha..

Bangun sekitar jam 14.30, langsung mandi, persiapan buat berangkat ngaji. Nah, jam 15.00 itu yang ditunggu-tunggu. Soalnya ada PESTA ANAK!. Acara buat anak-anak yang dibawain ama Kak Ria Enes dan Susan. Susan, penyanyi anak yang ga bakal jadi besar. Tetep aja sekecil-kecil itu.

Di Pesta Anak, seinget saya ada banyak film kartun. Kartun-kartun faforit saya,  popolocrois, Big Guy and Rusty, Samurai X, banyak deh. 30 menit yang selalu ditunggu.

Jam 15.30 langsung berangkat ngaji. Sampe tempat ngaji, langsung ngisi absen. Saya ngaji bukan di TPA. Saya ga punya tuh yang namanya sertifikat lulus dari TPA. Yang ngajar ngaji adalah salah satu penghuni di kompleks TNI, Om dan Tante Anwar. Dengan iuran kecil-kecilan dari anak-anak komplek. Om Anwar bisa bikin musholla kecil di samping rumahnya, tempat anak-anak belajar ngaji. Dan sistemnya ga kalah kok dari sistem TPA, hoho. Om Anwar juga ngajarin kita-kita supaya bisa manage musholla sendiri, oleh karena itu dibikin semacam kepengurusan kecil yang terdiri dari anak-anak. Nah, saya kebagian jadi bendahara. Saya yang nulis berapa aja yang uang yang masuk dan keluar. Wuih, kelas 4 SD tuh udah ngurusin uang, dan berlanjut sampe besar kalo jadi pengurus dapetnya bendahara.

Pulang ngaji, selalu setelah maghrib. Jalanan komplek gelap. Belakang rumah itu hutan. Selalu dan selalu, untuk menghilangkan rasa takut saya selalu mendendangkan lagu

“inna sholati wanusuki, wamah yaya wamamati, lillahi robbil alamin, lahaulawala quwwata illa billah”

Entah ini shalawat ato bukan, karena saya ga pernah denger orang menyanyikan “ini”. Tapi “ini” yang paling saya suka dan karena termasuk paling pendek mungkin ya yang diajarin ama Tante Anwar. Dan setelah saya tau artinya “Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku adalah karena Allah, tiada daya upaya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” Ini juga salah satu penggalan bacaan iftitah dalam sholat. Setiap hari minimal 5 kali ini diucapkan. Seperti membuat pernyataan, sumpah, ikrar. Haduh, merinding memikirkannya. Ya Rabb…

Pulang ke rumah seperti setiap harinya. Mengerjakan tugas sekolah, sebentar nonton, sebentar belajar. Siapin buat besok sekolah. Teringat nyokap pernah bilang”Masih kecil itu masih rajin. Sekarang udah gede-gede, banyak betul alesannya!”

Popolocrois Opening

Popolocrois Ending

Susan Punya Cita-cita